Yay.. Saya udah nonnttooonnnn..!!! Setelah sebelas tahun jarak antara toy story 2 dan 3 ini jujur membuat saya meninggikan ekspektasi, secara toy story dulu adalah film klasik wajib pujaan anak kecil jaman saya. (waktu itu saya masih 9 tahun loooohh!!) Toy story dibuka dengan nostalgia lama, Andy kecil yang masih semangat memainkan woody, buzz dan teman teman. Tapi sekarang Andy sudah dewasa, sudah akan kuliah, dan melupakan para mainan tersebut, dan harus memilih apakah harus menaruh mainan tersebut diatap, membuangnya atau mendonasikannya. Sayang sebuah kesalahan kecil, membuat para mainan tersebut berpindah ke Sunnyside Daycare. Sayangnya lagi, Sunnyside Daycare tidaklah semenyenangkan apa yang mereka lihat. Para mainan tentu saja harus memilih, tinggal di daycare tapi tentu saja menyakiti diri mereka sendiri, atau kabur, kembali pada Andy yang tentu saja sudah tak menginginkan mereka.
Berbeda dengan Toy Story 1, 2 yang memang menyenangkan untuk anak kecil, tentang petualangan mereka, tentang persahabatan dan lainnya, yang saat itu beberapa potong adegan masih terpatri hingga saat ini (damn, adegan bandara itu lucu banget lho! dan adegan mau nyari buzz tapi malah ketemu ratusan buzz lain, hihhii), Toy Story 3 lebih dewasa. Tidak hanya tentang petualangan mereka kabur dari Sunnyside, tapi juga tentang rasa kepemilikan, berbagi, kenangan, kebersamaan dan lainnya. Toy Story 3 menyentuh dan menyenangkan dalam saat yang bersamaan.
Kekurangan 3D Toy Story menurut saya adalah, saya tidak merasakan perbedaan 2d dan 3d. Pixar sendiri sudah mampu membuat desain animasi yang apik dan detail, ketika masuk di 3D saya tidak merasakan perbedaan apapun, tapi animasinya tetap bagus. Ohya, jika anda ingin menonton Toy Story, percayalah, jangan datang terlambat, animasi pembuka Toy Story 3 juga sangat bagus. Overall, Pixar (seperti karya mereka sebelumnya) bekerja sempurna, membuat kami para penonton dewasa, kembali tertawa ngakak, menahan nafas tegang dan kaget tercekam sepanjang film ini, membuat saya (dan mungkin penonton lainnya) kembali menjadi anak anak dengan emosi spontannya. Walaupun ini hanya film animasi dan karakter yang didalamnya adalah mainan plastik, bukan manusia. Hihi~
wah sip nih, kudu nonton kapan2
ini ada Andy maksudnya andy blongker cap kipas angin ketua sekte saru bukan kie?
waaaa…. aku lbh suka baca reviewmu ini dibanding reviewnya momon ^^
dan aku udah nontooon. yg paling aku suka kok openingnya ya, hihihi
Ada yang kecewa dengan 3D-nya TS3, karena tidak wah.
Emang sih 3Dnya nggak fantastis. Tetapi 3D yang wah justru membuat penonton lebih menikmati 3Dnya daripada ceritanya.
Pingback: Review: Toy Story 4 (contain spoiler) - dikamarmandi.in